Langsung ke konten utama

Army of The Dead : Hasil Akhir yang Kurang Memuaskan

Poster Army of The Dead

Setelah menyelesaikan semester 4 yang sangat melelahkan, akhirnya saya mencoba berselancar mencari beberapa film terbaru yang mungkin luput dari daftar saya. Selama hampir 30 menit mencari rekomendasi yang tak mengugah selera, akhirnya saya menemukan karya terbaru dari sutradara beken, Zack Synder. Sebuah film bertajuk 'Army Of The Dead', mengusung tema zombie dan heist secara bersamaan membuat saya tertarik untuk menontonnya. 

Dibintangi oleh Dave Bautista sebagai Scott Ward, Ella Purnell sebagai Kate Ward, Hiroyuki Sanada selaku Mr. Tanaka dan jajaran cast lainnya yang mungkin nampak asing bagi sebagian orang. Sejujurnya saya sedikit pesimis melihat beberapa cast yang ditampilkan, tapi saya mencoba untuk berfikir optimis mengingat Zack Synder menduduki kursi sutrada. Orang yang beberapa bulan ini berhasil menuai pujian berkat suksesnya 'Zack Synder's Cut Justice League'.


Premis dan alur cerita ini cukup mudah diikuti, beberapa tentara membawa muatan misterius (kemudian diketahui berisi zombie) dan kemudian mengalami kecelakan yang menyebabkan zombie ini keluar dari muatannya dan merubah seluruh tentara yang ada disana menjadi zombie. Scene kemudian berganti memperlihatkan kota Las Vegas yang sudah tak karuan.

Wabah zombie menyebar sangat cepat dan dalam hitungan semalam, kota Las Vegas berubah menjadi kota zombie. Pemerintah memutuskan untuk mengisolasi kota tersebut dan merencanakan untuk membumi hanguskan Las Vegas dengan bom nuklir.

Scott Ward, yang pernah mengevakuasi penduduk Las Vegas saat tragedi tersebut ditemui oleh Mr. Tanaka. Kedatangan Tanaka ini rupanya untuk memberikan pekerjaan pada Scott dengan imbalan yang sangat besar. Ya, cukup untuk buka bisnis seblak dari Sabang sampe Merauke. 

Pekerjaan tersebut adalah mengambil uang kotor yang berada di bawah salah satu kasino terbesar di Las Vegas. Selayaknya manusia yang tergiur dengan uang, Scott pun setuju dan merekrut beberapa orang ke dalam tim nya.

Darisegi ide, film ini bisa saja membawa genre zombie ke level yang lebih jauh. Apalagi zombie dalam ini cukup unik menurut saya. Di sini, zombie memiliki 3 jenis (menurut saya); Zombie alpha (Zombie yang memiliki kecerdasan dan kesadarannya sendiri), zombie ecek-ecek (ya, klise), dan zombie hewan (ya sudah jelas, hewan yang berubah jadi zombie.) Sehingga, Las Vegas akan mulai terlihat seperti kerajaan zombie. Sayangnya cerita yang inovatif ini tak didukung dengan eksekusi matang dari berbagai pihak

Penulisan cerita film ini jelas menjadi salah satu kesalah fatal. Penulisan yang kurang kompleks malah membuat film ini terasa kosong. Alih-alih ingin tampak dramatis, film ini justru menunjukan betapa kurang kerjaannya tokoh tokoh ini. Tidak ada alasan kuat kenapa mereka harus masuk ke kerajaan zombie selain untuk uang.

Melihat mereka masuk ke kota penuh zombie sama rasanya seperti melihat orang masuk ke kandang penuh harimau hanya untuk uang 1 koper yang sedang ditiduri salah satu harimau di sana. 


Jajaran castnya pun tampak lemah dalam menunjukan emosi karakternya. Beragam adegan dramatis dan sedih terasa gagal hanya karena performa cast yang kurang maksimal. Walaupun tak semuanya gagal. Saya cukup suka dengan chemistry salah dua tokoh, yaitu Dieter dan Venderohe.

Chemistry dua tokoh ini terus ditunjukan dari awal hingga akhir film secara stabil. Bisa jadi saya hanya akan menangis karena pengorbanan Dieter yang menurut saya cukup konyol dan tampak percuma di akhir film.

Banyaknya tokoh seperti menjadi alasan kurangnya pengembangan karakter dalam film ini. Hasilnya kematian mayoritas karakter di film ini terasa hambar dan tak cukup untuk kita berempati.

Hal yang mungkin saya sukai di film ini adalah credit opening film ini yang berhasil menunjukan betapa chaosnya Las Vegas tanpa menghilangkan ciri khas Sin City ini. Scoring yang ciamik dipadukan dengan cinematography yang memanjakan mata, membuat saya puas untuk mengulang opening film ini. 


Jika saya tidak tahu sutradaranya, mungkin saya tak akan berekspetasi tinggi pada film ini. Sayangnya, dengan nama yang dikenal sukses menghasilkan film seperti; watchmen, 300, Batman v Superman, dan Man of Steel. Membuat saya lupa bahwa Zack Synder juga manusia yang kadang mengecewakan ekspetasi kita.

Hasil akhirnya, saya memberikan nilai 7 / 10 untuk film ini. Tidak buruk untuk ditonton di waktu senggang. Karya dari Zack, tapi bukan yang terbaik. 

Komentar

Popular Post

Congratulation & Gratitude

Ambition & Goals

Dialogue Suggestions and Offers